Jajanan Tradisional khas Jawa Barat
“Sudah pernah makan ali agrem atau putri noong?”
“Eh, makanan apa tuh? Kalau rainbow cake gue tau…”
Semasa saya masih kanak-kanak, saya tidak mengenal kue-kue seperti rainbow cake, macaroon, ataupun cupcake. Kue yang saya kenal ya jajanan pasar model lemper atau kue nagasari. Hmm, anak-anak jaman sekarang masih kenal nggak ya dengan jajanan tradisional? Tapi, walaupun jaman sudah berubah dan kehadiran kue-kue dari negara lain jadi ngetrend di Indonesia, saya tetap suka dengan jajanan tradisional. Dan tentu saja sebaiknya kita pun mengenal jajanan tradisional kita sendiri (terutama karena kita sering makan sembari tidak tahu namanya apa). Klikers, berikut 12 jajanan tradisional khas Jawa Barat yang wajib Anda ketahui:
1. Colenak
Colenak berasal dari singkatan “dicocol enak”. Penganan khas tanah Parahyangan ini terbuat dari peuyeum
(tape singkong) yang dibakar. Colenak ini disantap dengan cara
dicocolkan pada gula jawa cair yang dicampur dengan serutan kelapa.
Kudapan ini diperkenalkan oleh Aki Murdi pada tahun 1930.
2. Comro/combro dan misro
Merupakan singkatan dari oncom di jero (jero artinya ‘dalam’ dalam bahasa sunda). Comro
atau combro dibuat dari parutan singkong yang bagian dalamnya diisi
dengan sambal omcom yang kemudian digoreng. Bentuknya bulat agak pipih
dan rasanya gurih pedas.
Selain comro, dikenal juga misro atau amis di jero (amis artinya manis dalam bahasa sunda). Misro ini mirip dengan comro hanya saja dalamnya diisi dengan gula merah.
3. Awug
Awug merupakan salah satu jajanan khas Bandung
yang terbuat dari tepung beras dan kelapa yang dikukus dengan gula
merah. Agak mirip dengan kue putu. Awug ini biasanya dikukus dalam wadah
yang berbentuk kerucut (mirip nasi tumpeng). Rasanya manis legit dan
lebih enak bila disantap saat masih hangat.
4. Gemblong
Jajanan tradisional yang satu ini
terbuat dari tepung beras ketan yang diuleni hingga kalis lalu dibentuk
bulat/lonjong. Adonan gemblong yang sudah dibentuk bulat lonjong ini
lalu digoreng dan setelah dingin dilapisi dengan gula aren. Teksturnya
agak keras dan rasa manisnya cukup legit.
5. Cireng dan cilok
Cireng adalah singkatan dari aci digoreng, sedangkan cilok
adalah aci dicolok. Sesuai dengan namanya, cireng terbuat dari tepung
aci/tapioka yang diberi bumbu lalu digoreng. Dengan berkembangnya jaman,
pengolahan cireng menjadi semakin inovatif. Kini ada cireng dengan
berbagai macam isi, mulai dari keju, daging ayam, sosis, barbeque. Ada juga rujak cireng yaitu cireng dicocol dengan bumbu kecap cengek.
Sedangkan cilok atau aci dicolok diolah
dengan cara tepung aci yang telah dibumbui lalu dibentuk bulat dan
direbus. Cilok ini ditusuk-tusuk sehingga mirip sate lalu dimakan dengan
bumbu kacang atau saus sambal.
6. Serabi oncom
Serabi atau surabi adalah penganan yang
dibuat dari tepung beras. Jika biasanya surabi disandingkan dengan kuah
santan dan gula merah, maka surabi oncom ini diberi topping oncom di bagian atasnya.
7. Bandros
Bandros adalah makanan khas Jawa Barat, tepatnya dari Sukabumi,
yang terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, dan santan.
Bentuknya mirip dengan kue pukis karena memang menggunakan cetakan yang
serupa. Namun tentu saja rasanya berbeda dengan pukis yang memiliki
citarasa manis. Bandros memiliki rasa gurih kelapa/santan. Ada juga
bandros manis yang bagian atasnya ditaburi gula putih.
8. Ali agrem
Bentuknya mirip dengan donat hanya saja
ukurannya lebih kecil. Ali agrem merupakan santapan tradisional Jawa
Barat yang terbuat dari adonan tepung beras, kelapa sangrai, dan gula
merah yang digoreng. Dinamakan ali agrem karena bentuknya seperti ali
atau cincin yang melingkar. Ali agrem ini biasanya disuguhkan pada acara-acara pernikahan. Di tanah betawi, ali agrem ini dikenal dengan nama kue cincin.
9. Wajit Cililin
Wajit adalah penganan
yang dibuat dari gula kawung atau gula aren, kelapa, gula putih, beras
ketan dan vanili. Semua bahan ini lalu disatukan dan diaduk di dalam
wajan hingga masak dengan menggunakan api tungku. Wajit yang sudah masak
lalu dibungkus dengan daun jagung kering lalu dijemur hingga kering.
Karena dijemur itulah wajit memiliki tekstur agak kering di bagian
luarnya dan lembut bagian dalamnya. Karena kepopulerannya, tak heran
bila wajit cililin ini masih senantiasa diproduksi oleh para perajinnya.
10. Leupeut
Nah, yang tidak biasa berbahasa sunda biasanya bakalan salah saat mengucapkan lafal ‘eu’ pada kata leupeut ini. Leupeut
(bukan lepet) adalah penganan yang terbuat dari beras atau ketan yang
dibungkus dengan daun pisang atau daun kelapa yang dilipat lalu diikat.
Leupeut ini bisa diisi kacang ataupun oncom. Sekilas, leupeut ini mirip
dengan lontong. Rasanya pun mirip. Hal yang membedakan leupeut dengan
lontong terutama adalah dari cara membungkusnya.
11. Gurandil
Gurandil dibuat dengan
bahan dasar tepung tapioka yang dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil
yang diberi pewarna. Biasanya sih diberi warna hijau atau merah muda
sehingga tampilannya menjadi lebih menarik. Adonan ini lalu dikukus dan
disajikan dengan parutan kelapa. Gurandil ini mirip dengan kue
tradisional cenil.
12. Putri Noong
Noong dalam bahasa sunda artinya: mengintip. Kue putri noong
ini dibuat dari bahan dasar singkong dan pisang. Adonan singkong yang
diparut dan diberi pewarna lalu bagian tengahnya diberi buah pisang.
Adonan ini lalu dikukus dan setelah matang disajikan dengan kelapa
parut.
Dari 12 jajanan tradisional khas jawa
barat yang sudah disebutkan di atas, manakah yang menjadi kesukaan
Klikers? Sudah pernah coba semuanya? Hmm, bagi yang belum pernah
mencicipi, ayo kita berburu jajanan tradisional sewaktu sedang
jalan-jalan atau berlibur di Bandung! Semuanya dijamin ngeunah alias enak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar