Kota Surakarta atau Solo identik dengan kota wisata kuliner yang
bisa membuat perut buncit karena beragam pilihan makanan tradisional
yang bisa ditemui dari pagi sampai subuh. Sebut saja Nasi Liwet, Tengkleng, Timlo, Gudeg Ceker lalu minuman dingin seperti Dawet Selasih, Dawet Kadipolo, hmm… Membaca nama-nama tersebut sudah bikin ngiler, apalagi kalau berhadapan langsung ya? Slurpp…
Selain kuliner main course yang maknyus seperti saya
sebutkan di atas, Solo juga punya penganan khas yang diantaranya sudah
terkenal dan diburu oleh wisatawan yang singgah, ada pula jajanan yang
belum populer karena kalah karisma dengan yang mainstream. Are you ready?
________ Serabi Notosuman
Mendengar kata Serabi Solo pasti langsung tanggap dengan keberadaan Serabi Notosuman
yang sudah familiar. Campuran adonan tepung beras dengan santan membuat
serabi terasa gurih di lidah. Serabi Notosuman termasuk salah satu
penganan yang mainstream, bahkan sepanjang Jalan Notosuman bisa
ditemukan dua sampai tiga toko bertuliskan “Serabi Notosuman ASLI”.
Saking larisnya, kerabat dan sahabat pecentus penganan ini berpikir
sangat kreatif dengan membuka cabang dimana mereka tinggal, sehingga
Serabi Notosuman ini serasa bukan jajanan asli Solo lagi karena begitu
mudahnya ditemukan di beberapa kota terutama Pulau Jawa. *puk puk Solo*
Harga di kota asalnya mulai dari 2.000 sampai 3.000 tergantung topping
( coklat atau polos ). Jika ingin melihat proses pembuatan Serabi
Notosuman bisa meluncur ke Jalan Notosuman. Jika ingin mencicipi serabi
dengan aneka ragam isi seperti nangka, meses, pisang bisa meluncur ke
daerah sekitar Pasar Pon, Jalan Slamet Riyadi.
________ lenjongan Pasar GedePasar Gede Hardjonagoro
merupakan salah satu pasar tertua di Solo sekaligus pasar yang masih
bertahan dengan ketradisionalan-nya. Pengunjung bisa dengan mudah
menemukan aneka ragam makanan tradisional, seperti salah satunya Lenjongan
yang banyak dijumpai di bagian tengah pasar. Lenjongan merupakan
istilah untuk berbagai macam jajanan pasar yang umumnya terdiri dari cenil, ketan putih, ketan hitam, klepon, gatot, gendar, grontol, tiwul dan lain-lain. Pembeli bisa memilih jajanan sesuai selera masing-masing, pilih klepon campur ketan putih dan ketan hitam, monggo.
Atau mau pilih semua jenis jadi satu wadah, boleh banget! Gula bubuk,
parutan kelapa dan lelehan gula jawa menjadi pelengkap lenjongan. Satu
pincuk lenjongan hanya dihargai 3.000 sampai 5.000 saja tergantung
pilihan. Murah nan kenyang ;-)
________ LedreLedre Laweyan
Jajanan yang satu ini tak diketahui dari mana asal kampung
pembuatnya, yang jelas Ledre merupakan salah satu makanan kesukaan Raja
di Mangkunegaran. Terbuat dari adonan beras ketan yang dipanggang di wajan tanpa minyak hingga setengah gosong menyerupai intip,
kemudian diisi parutan kelapa dan potongan pisang raja dan dilipat jadi
setengah lingkaran membuat Ledre terasa susah untuk dicerna ( baca : seret
). Dengan sedikit modifikasi adonan, Bu Sri Martini berhasil
membuat Ledre menjadi lebih mudah dicerna dan terkenal di kalangan
wisatawan yang singgah di kampung Laweyan yang kemudian dikenal dengan
sebutan Ledre Laweyan. Harga mulai dari 2.000 sampai
3.000 tergantung isi ( pisang, pisang coklat, keju, dan pisang coklat
keju ). Terletak tidak jauh dari pusat shopping batik di kampung Laweyan membuat tempat ini mudah ditemukan, kalau nyasar please Gunakan Penduduk Setempat atau GPS. *wink*
________ LekerBu Sri, penjual Leker Gajahan
Pengaruh bangsa asing yang sempat menduduki Nusantara
menciptakan kulturisasi makanan seperti kue Leker yang sepintas mirip
dengan crepes. Adonan tepung yang diletakkan di atas wajan
panas dibubuhi potongan pisang raja, taburan gula pasir dan bubuk coklat
dengan sedikit meses coklat membuat Leker Gajahan yang terletak dekat salah satu bekas nDalem Pangeran di Solo
ini terasa istimewa. Lelehan gula meses coklat menimbulkan rasa manis
yang WOW dan membedakan dari leker lain di Solo. Pilihan pisang
menentukan rasa dari sebuah leker. Pisang raja yang belum terlalu masak
tidak cocok sebagai bahan dari leker, kata Bu Sri pemilik Leker Gajahan.
Cukup membayar 2.000 saja untuk sebuah leker yang dijual persis di
seberang Hotel Trisari, Kelurahan Gajahan. Murah kan?
Dijamin nggak nyesel deh membawa pulang Leker Gajahan sebagai oleh-oleh. Slurpp…
________ Getuk Lindrigerobak Getuk LindriGetuk asale soko telo… Moto ngantuk iku tambane opo? Getuk
merupakan salah satu penganan tradisional yang banyak dijumpai di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Proses pembuatan yang tergolong mudah membuat
getuk mudah dibuat oleh beragam kalangan. Getuk Lindri
merupakan salah satu varian dari getuk, dimana singkong yang sudah masak
ditumbuk sampai halus kemudian dicampur dengan gula dan pewarna
makanan. Setelah itu adonan digiling menyerupai mie dan dipotong
kecil-kecil.
Getuk Lindri bisa dijumpai di kawasan Sriwedari dimana gerobak kecil tersebut memiliki jajanan lain yang nggak kalah enaknya seperti Oyol-Oyol. Oyol-Oyol
merupakan campuran tepung tapioka dan ketela yang dikukus menghasilkan
tekstur kenyal dan terasa lembut di mulut. Parutan kelapa dan gula bubuk
menjadi pelengkap getuk, oyol-oyol, dan klepon. Pembeli bisa memilih
sesuai selera atau membayar 5.000 untuk satu bungkus lengkap dengan isi
yang mengenyangkan perut.
________
Sudah ada empat review penganan tradisional yang ada di kota Solo. Mau nambah cemilan lagi? :-D Mendut
Ada jajanan pasar yang selalu saya kenalkan ke teman dari luar kota yang berkunjung ke Solo. Mendut
merupakan nama sebuah jajanan tradisional yang dewasa ini semakin
langka. Kabar baiknya makanan ini masih bisa dijumpai di salah satu kios
jajanan Pasar Gede, kabar buruknya setelah mencicipi makanan tersebut
teman saya jadi ketagihan #ups. Santan padat yang dikukus dengan klepon
( bulatan tepung ketan dengan warna hijau yang diisi gula dan parutan
kelapa ) di dalamnya membuat rasa gurih beradu rasa dengan rasa manis.
Hal itulah yang membuat beberapa teman ngaku jatuh cinta dengan
Mendut. Sensasi apa lagi dari sebuah Mendut? Silakan rasakan sendiri :-D
Beda cerita dengan T.K.S. atau Telo Kacang Sambel
yang dirintis oleh Mbah Atun di kawasan Kedung Lumbu. Racikan sederhana
berupa potongan ketela goreng, kacang goreng dilumuri kuah sambal ini
mampu membuat perpaduan rasa yang unik saat disantap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar