Inilah 11 jenis kue tradisional khas Sumatera Barat yang cocok untuk Oleh-oleh :
1. Kue Basung

Kue Basung (Gambar Istimewa)
Kue yang satu ini merupakan
kue tradisional
yang terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula merah, garam dan
air. Dilihat dari bahannya saja sudah sangat mudah ditemui, begitu juga
dengan cara membuatnya. Cara membuatnya cukup larutkan gula merah sampai
mencair, lalu disaring agar kotoran yang ada tidak ikut masuk ke
adonan. Kemudian campurkan tepung beras serta sedikit garam. Sedangkan
untuk cetakkannya terbuat dari dari daun pisang yang dibentuk sedimikian
rupa sehingga berbentuk kerucut. Lalu masukkan adonan yang telah
bercampur tadi ke dalam cetakkan tersebut, yang nantinya dikukus hingga
matang. Bagaimana, mudah kan cara pembuatannya :)
2. Karak Kaliang

Karak Kaliang (Gamabr Istimewa)
Oleh-oleh yang satu ini jangan sampai anda lewatkan. Jika anda
berkunjung ke Bukittinggi, anda dapat dengan mudah menemukannya. Karak
Kaliang adalah kue tradisional yang terbuat dari tepung ubi. Tepung ubi
didapat dari olahan Ubi Singkong yang kemudian dipilih dan diparut.
Kemudian tepung ubi dicampur dengan bumbu seperti kunyit, bawang putih,
merica, garam dan bumbu pelengkap lainnya. Adonan Karak Kaliang dicetak
menyerupai angka delapan ( 8 )
3. Kacang Tojin

Kacang Tojin (Gambar Istimewa)
Siapa yang tidak kenal dengan makanan yang satu ini. Cemilan yang
wajib ada disetiap lebaran Idul Fitri ini tergolong sangat mudah
mengolahnya.
Kacang Tojin.
Rasanya yang gurih serta renyah dikarenakan kacang yang digoreng
dicampur dengan bawang goreng serta tidak lupa sedikit irisan daun
saledri yang juga telah digoreng sebelumnya.
4. Arai Pinang

Arai Pinang (Gambar Istimewa)
Satu lagi kue yang khas dan selalu ada disetiap lebaran adalah
Arai Pinang.
Setiap yang berkunjung ke Kota Bukittinggi pasti tidak lupa membeli kue
ini sebagai oleh-oleh. Rasanya yang gurih, renyah, serta beraroma
minyak kelapa, membuat orang yang mencicipinya menjadi ketagihan. Bahan
dasar pembuatnya pun sangat sederhana, yaitu tepung beras, garam, serta
kapur sirih. Begitu juga dengan proses pembuatannya, sangat mudah
sekali. Tepung beras disangrai dan ditaburi sedikit garam serta tidak
lupa kapur sirih agar terasa lebih renyah. Setelah adonan selesai
dibuat, kemudian adonan dibentuk menjadi bulat. Sedangkan untuk
mencetaknya agar pipih bisa menggunakan garpu. Jangan lupa, sesaat
setelah di cetak, olesi dengan minyak kelapa yang membuat kue wangi,
gurih serta renyah.
5. Wajik

Wajik (Gambar Istimewa)
Selain kue khas Sumatera Barat,
Wajik
juga terdapat diberbagai daerah di Indonesia. Bahan dasar utamanya
adalah beras ketan, sedangkan bahan pendukunya beragam, membuat namanya
pun juga berbeda. Istilah wajik lebih dikenal di daerah Jawa Tengah,
sedangkan di Sumatera Barat sendiri dikenal dengan Puluik Manih atau
Pulut Manis. Seperti di Blitar misalnya, dikenal dengan
Wajik Kletik. Wajik Kletik memiliki bungkus yang unik yaitu dari kulit jagung.
6. Kue Sapik

Kue Sapik (Gambar Istimewa)
Kue yang satu ini mirip dengan Kue Semprong tetapi memiliki bentuk yang berbeda. Bedanya
, Kue Sapik dilipat, sedangkan
Kue Semprong
di gulung. Karena pada saat diangkat dari cetakan pemanggangan yang
dijepit kemudian dilipat. Kue Sapik berbahan dasar tepung beras, gula
pasir, santan dan telur, serta tidak ketinggalan bubuk kayu manis. Cara
membuatnya pun sangat sederhana. Setelah semua adonan tercampur rata,
kemudian adonan dicetak dengan cara menuangkannya ke dalam cetakan
pemangang. Apabila adonan telah berubah menjadi warna kuning keemasan,
maka adonan yang telah menjadi kue tersebut pun siap untuk diangkat.
Ketika masih dalam keadaan panas itulah kue ini dilipat dan dijepit.
Itulah sebabnya kue ini dinamakan Kue Sapik. Selain itu, Kue Sapik juga
ada berbahan Beras Sipulut Hitam. Sehingga warna kue pun menjadi coklat
kehitam-hitaman.
7. Sala Lauak

Sala Lauak (Gambar Istimewa)
Makanan yang berbentuk bulat seperti bakso ini tetapi tidak diberi
kuah, melainkan digoreng sampai kering, membuatnya cocok untuk jadi
bahan cemilan.
Sala Lauak, jika diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi
Sala Ikan.
Sala Lauak berasal dari Pariaman, sangat mudah didapat, terutama
dipasar atau tempat rekreasi. Biasanya makanan yang berbahan dasar
tepung beras ini disajikan ditempat menjual Lontong Sayur, soalnya
sangat cocok sekali disantap. Kuah lontong yang gurih bercampur dengan
kriuh kulit Sala Lauak yang sedikit asin menjadikan lontong sayur terasa
nikmat disantap.
8. Pinyaram

Pinyaram (Gambar Istimewa)
Mirip dengan
kue Cucur khas Betawi,
tetapi di Sumatera Barat dinamakan Pinyaram. Jika berkunjung ke Tiakar,
Kayu Tanam, Payakumbuh serta daerah yang jaraknya berdekatan antara
Padang dan Bukittinggi, maka kita dapat dengan mudah menemukannya.
Berbahan dasar tepung beras ketan dicampur dengan gula aren atau gula
pasir, kemudian digoreng menggunakan kuali yang sekaligus digunakan
sebagai cetakannya. Terdapat dua jenis pinyaram, yaitu pinyaram berwarna
hitam dan pinyaram berwarna putih. Soal rasa, sama saja, sama sama
manis. Karena pinyaram hitam terbuat dari gula aren, sedangkan pinyaram
putih terbuat dari gula pasir. Pinyaram biasanya disajikan dalam acara
khusus, seperti lebaran maupun pernikahan. Tetapi jika ingin menjadikan
pinyaram sebagai oleh-oleh, biasanya penjual sudah mengemasnya dalam
bungkus plastik bening. 1 bungkus terdapat 10 sampai 15 buah pinyaram.
9. Karupuak Jangek

Karupuak Jangek {Gambar Istimewa)
Kerupuk Kulit, begitulah sebutannya jika diartikan ke Bahasa Indonesia. Kerupuk khas Sumatera Barat ini sangat banyak dijual di
Pasar Atas Bukittinggi.
Selain penggemarnya yang banyak, kerupuk jangek juga melewati
serangkaian tahap pengolahan yang banyak pula. Kerupuk yang berbahan
dasar kulit sapi atau kulit kerbau ini harus melewati beberapa proses
pengolahan, mulai dari perebusan kulit yang kemudian dipanaskan diatas
api dengan tujuan agar bulunya hilang, sampai dengan penjemuran dibawah
terik matahari selama kurang lebih 2 sampai 3 hari. Jadilah kerupuk
jangek yang siap digoreng. Kerupuk Jangek enak disantap bersamaan dengan
Sate atau Lontong Sayur. Khasiat kerupuk jangek adalah dapat
menyembuhkan penderita maag, karena sangat bagus untuk pencernaan.
Sebagai oleh-oleh, kerupuk jangek dapat dibeli dalam kondisi masih
mentah atau telah diolah seperti kerupuk jangek rasa balado dan
kerupuk jangek rasa keju.
10. Karupuak Sanjai

Karupuak Sanjai (Gambar Istimewa)
Ini dia jagonya
oleh-oleh khas kota Bukittinggi. Karupuk Sanjai. Makanan yang satu ini wajib dijadikan oleh-oleh.
Karupuak Sanjai berbahan dasar ubi kayu
yang diiris panjang, yang kemudian digoreng dalam minyak panas,
kemudian dilumuri saus cabe yang pasti membuat anda keringatan. Nama
Sanjai sendiri berasal dari nama suatu daerah yang terletak di Desa
Manggih yang ada di Kota Bukittinggi. Hampir seluruh penduduk setempat
mengantungkan hidupnya dari mengolah kerupuk sanjai ini. Bentuknya pun
beragam, ada yang berbentuk stik.
Kerupuk Sanjai yang berbentuk stik ini memiliki tekstur panjang, minimal sepanjang telunjuk orang dewasa. Kemudian ada juga
keripik sanjai yang berbentuk dadu, biasa dikenal dengan Dakak-dakak.
11. Galamai

Galamai (Gambar Istimewa)
Galamai adalah
kue tradisional khas Sumetara Barat
yang terbuat dari bahan tepung beras ketan yang dicampur dengan gula
merah dan santan. Jika di Sumatera Barat dikenal dengan sebutan Galamai,
didaerah lain, khususnya di Jawa, makanan ini biasa disebut Dodol.
Teksturnya yang kenyal dan mengkilat serta terasa lembut dilidah membuat
kue ini sangat digemari, terlebih anak-anak. Galamai selalu menjadi
kue wajib disetiap acara pernikahan yang ada di Sumatera Barat.
12. Keripik Pisang Coklat khas Bukittinggi, d’Pico Mak Angah

Kripik Pisang Coklat khas Bukittinggi, d’Pico Mak Angah
Kok ada yang ke 12, kan cuma 11 ?
Kalau yang satu ini beda. Nomor 1 sampai 11 merupakan kue tradisional khas Sumatera Barat. Tapi yang satu ini adalah
keripik pisang coklat khas Bukittinggi,
d’Pico Mak Angah.
Walau setiap kali mendengar kata keripik pisang coklat yang teringat
adalah keripik pisang coklat khas Lampung, tapi kripik pisang yang satu
ini beda.
Berbahan dasar
Pisang Tinalun
asal Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, yang dipotong tipis lalu
digoreng. Kemudian diaduk dengan coklat bubuk yang telah direndang.
Tambahan gula dan garam membuatnya semakin gurih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar