Senin, 07 Maret 2016

Jajanan Khas Bandung

Jajanan Tradisional khas Jawa Barat

jajanan-pasar
Jajanan Tradisional Khas Jawa Barat

“Sudah pernah makan ali agrem atau putri noong?”

“Eh, makanan apa tuh? Kalau rainbow cake gue tau…”

Semasa saya masih kanak-kanak, saya tidak mengenal kue-kue seperti rainbow cake, macaroon, ataupun cupcake. Kue yang saya kenal ya jajanan pasar model lemper atau kue nagasari. Hmm, anak-anak jaman sekarang masih kenal nggak ya dengan jajanan tradisional? Tapi, walaupun jaman sudah berubah dan kehadiran kue-kue dari negara lain jadi ngetrend di Indonesia, saya tetap suka dengan jajanan tradisional. Dan tentu saja sebaiknya kita pun mengenal jajanan tradisional kita sendiri (terutama karena kita sering makan sembari tidak tahu namanya apa). Klikers, berikut 12 jajanan tradisional khas Jawa Barat yang wajib Anda ketahui:

1. Colenak

Colenak
Colenak
Colenak berasal dari singkatan “dicocol enak”. Penganan khas tanah Parahyangan ini terbuat dari peuyeum (tape singkong) yang dibakar. Colenak ini disantap dengan cara dicocolkan pada gula jawa cair yang dicampur dengan serutan kelapa. Kudapan ini diperkenalkan oleh Aki Murdi pada tahun 1930.

2. Comro/combro dan misro

Comro
Comro
Merupakan singkatan dari oncom di jero (jero artinya ‘dalam’ dalam bahasa sunda). Comro atau combro dibuat dari parutan singkong yang bagian dalamnya diisi dengan sambal omcom yang kemudian digoreng. Bentuknya bulat agak pipih dan rasanya gurih pedas.
Misro
Misro
Selain comro, dikenal juga misro atau amis di jero (amis artinya manis dalam bahasa sunda). Misro ini mirip dengan comro hanya saja dalamnya diisi dengan gula merah.

3. Awug

Awug
Awug
Awug merupakan salah satu jajanan khas Bandung yang terbuat dari tepung beras dan kelapa yang dikukus dengan gula merah. Agak mirip dengan kue putu. Awug ini biasanya dikukus dalam wadah yang berbentuk kerucut (mirip nasi tumpeng). Rasanya manis legit dan lebih enak bila disantap saat masih hangat.

4. Gemblong

Gemblong
Gemblong
Jajanan tradisional yang satu ini terbuat dari tepung beras ketan yang diuleni hingga kalis lalu dibentuk bulat/lonjong. Adonan gemblong yang sudah dibentuk bulat lonjong ini lalu digoreng dan setelah dingin dilapisi dengan gula aren. Teksturnya agak keras dan rasa manisnya cukup legit.

5. Cireng dan cilok

cireng
cireng
Cireng adalah singkatan dari aci digoreng, sedangkan cilok adalah aci dicolok. Sesuai dengan namanya, cireng terbuat dari tepung aci/tapioka yang diberi bumbu lalu digoreng. Dengan berkembangnya jaman, pengolahan cireng menjadi semakin inovatif. Kini ada cireng dengan berbagai macam isi, mulai dari keju, daging ayam, sosis, barbeque. Ada juga rujak cireng yaitu cireng dicocol dengan bumbu kecap cengek.
Cilok
Cilok
Sedangkan cilok atau aci dicolok diolah dengan cara tepung aci yang telah dibumbui lalu dibentuk bulat dan direbus. Cilok ini ditusuk-tusuk sehingga mirip sate lalu dimakan dengan bumbu kacang atau saus sambal.

6. Serabi oncom

Serabi Oncom
Serabi Oncom
Serabi atau surabi adalah penganan yang dibuat dari tepung beras. Jika biasanya surabi disandingkan dengan kuah santan dan gula merah, maka surabi oncom ini diberi topping oncom di bagian atasnya.

7. Bandros

Bandros
Bandros
Bandros adalah makanan khas Jawa Barat, tepatnya dari Sukabumi, yang terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, dan santan. Bentuknya mirip dengan kue pukis karena memang menggunakan cetakan yang serupa. Namun tentu saja rasanya berbeda dengan pukis yang memiliki citarasa manis. Bandros memiliki rasa gurih kelapa/santan. Ada juga bandros manis yang bagian atasnya ditaburi gula putih.

8. Ali agrem

Ali Agrem
Ali Agrem
Bentuknya mirip dengan donat hanya saja ukurannya lebih kecil. Ali agrem merupakan santapan tradisional Jawa Barat yang terbuat dari adonan tepung beras, kelapa sangrai, dan gula merah yang digoreng. Dinamakan ali agrem karena bentuknya seperti ali atau cincin yang melingkar. Ali agrem ini biasanya disuguhkan pada acara-acara pernikahan. Di tanah betawi, ali agrem ini dikenal dengan nama kue cincin.

9. Wajit Cililin

wajit cililin
wajit cililin
Wajit adalah penganan yang dibuat dari gula kawung atau gula aren, kelapa, gula putih, beras ketan dan vanili. Semua bahan ini lalu disatukan dan diaduk di dalam wajan hingga masak dengan menggunakan api tungku. Wajit yang sudah masak lalu dibungkus dengan daun jagung kering lalu dijemur hingga kering. Karena dijemur itulah wajit memiliki tekstur agak kering di bagian luarnya dan lembut bagian dalamnya. Karena kepopulerannya, tak heran bila wajit cililin ini masih senantiasa diproduksi oleh para perajinnya.

10. Leupeut

leupeut
leupeut
Nah, yang tidak biasa berbahasa sunda biasanya bakalan salah saat mengucapkan lafal ‘eu’ pada kata leupeut ini. Leupeut (bukan lepet) adalah penganan yang terbuat dari beras atau ketan yang dibungkus dengan daun pisang atau daun kelapa yang dilipat lalu diikat. Leupeut ini bisa diisi kacang ataupun oncom. Sekilas, leupeut ini mirip dengan lontong. Rasanya pun mirip. Hal yang membedakan leupeut dengan lontong terutama adalah dari cara membungkusnya.

11. Gurandil

Gurandil
Gurandil
Gurandil dibuat dengan bahan dasar tepung tapioka yang dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil yang diberi pewarna. Biasanya sih diberi warna hijau atau merah muda sehingga tampilannya menjadi lebih menarik. Adonan ini lalu dikukus dan disajikan dengan parutan kelapa. Gurandil ini mirip dengan kue tradisional cenil.

12. Putri Noong

putri noong
putri noong
Noong dalam bahasa sunda artinya: mengintip. Kue putri noong ini dibuat dari bahan dasar singkong dan pisang. Adonan singkong yang diparut dan diberi pewarna lalu bagian tengahnya diberi buah pisang. Adonan ini lalu dikukus dan setelah matang disajikan dengan kelapa parut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar